Kadar Antioksidan Rendah Meningkatkan Risiko Hemolisis pada Sepsis Neonatus

Kamilah Budhi, Agustinus Soemantri, Asril Aminullah, Suhartono Suhartono

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Hemolisis pada neonatus sepsis terjadi akibat aktivasi komplemen yang dipicu oleh reaksi inflamasi sebagai respons terhadap invasi mikroba. Penyebab lain meliputi: proses fisiologis, kelainan eritrosit kongenital, proses imun, stres oksidatif , obat dan enzim hemolisin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara kadar antioksidan dengan kejadian hemolisis pada neonatus sepsis. Penelitian dilakukan dengan desain observasional prospektif , nested case-control pada 94 neonatus sepsis yang terdiri 47 kelompok kasus (hemolisis positif) dan 47 kelompok kontrol (hemolisis negatif). Hemolisis ditegakkan dengan kriteria indeks retikulosit > 3 pada hari ke 1 dan hari ke 3. Variabel yang diukur meliputi: antioksidan (GPx, vitamin E, vitamin C) dan oksidan (MDA), hemolisin. Pemeriksaan kadar MDA, GPx dengan metode spektrofotometri, vitamin C metode colorimetric assay, vitamin E metode ELISA, hemolisin dengan media agar darah. Data dianalisis dengan Chi-square, uji t tidak berpasangan, Mantel-Haenszel dilanjutkan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kadar GPx rendah (75µ/gHb), vitamin E rendah ((<17,8 µg/mL) merupakan faktor risiko signifikan terjadinya hemolisis dengan OR berturut-turut 6,14 , 3,12. Kadar antioksidan rendah (GPx dan vitamin E) merupakan prediktor kuat terjadinya hemolisis pada neonatus sepsis.
Original languageEnglish
Pages (from-to)180-184
JournalJurnal Kedokteran Brawijaya
Volume26
Issue number3
DOIs
Publication statusPublished - 27 Apr 2011

Fingerprint

Dive into the research topics of 'Kadar Antioksidan Rendah Meningkatkan Risiko Hemolisis pada Sepsis Neonatus'. Together they form a unique fingerprint.

Cite this