Abstract
Hormon merupakan molekul pembawa pesan kimiawi antar sel yang berada dalam tubuh manusia, beredar di dalam
darah dan sangat penting bagi kehidupan manusia. Perannya pada epilepsi belum seluruhnya diketahui, akan tetapi berbagai
penelitian yang ada menunjukan adanya interaksi antara hormon dan epilepsi begitu juga terhadap obat antiepilepsi (OAE).
Sebagai contoh, bangkitan epilepsi dapat dicetuskan oleh estrogen, namun beberapa OAE yang merupakan penginduksi
enzim sitokrom P450 di hati, dapat menurunkan kadar hormon di dalam tubuh dan juga mempercepat pembersihan hormon
terutama hormon steroid seks. Hubungan ketiga faktor ini menciptakan hubungan yang disebut hubungan tridireksional.
Dengan memahami mengenai interaksi yang terjadi antara hormon, epilepsi dan OAE, diharapkan dapat membuka wawasan
bagi neurologis untuk memiliki pengetahuan dasar sebagai pertimbangan dalam tata laksana pasien epilepsi
darah dan sangat penting bagi kehidupan manusia. Perannya pada epilepsi belum seluruhnya diketahui, akan tetapi berbagai
penelitian yang ada menunjukan adanya interaksi antara hormon dan epilepsi begitu juga terhadap obat antiepilepsi (OAE).
Sebagai contoh, bangkitan epilepsi dapat dicetuskan oleh estrogen, namun beberapa OAE yang merupakan penginduksi
enzim sitokrom P450 di hati, dapat menurunkan kadar hormon di dalam tubuh dan juga mempercepat pembersihan hormon
terutama hormon steroid seks. Hubungan ketiga faktor ini menciptakan hubungan yang disebut hubungan tridireksional.
Dengan memahami mengenai interaksi yang terjadi antara hormon, epilepsi dan OAE, diharapkan dapat membuka wawasan
bagi neurologis untuk memiliki pengetahuan dasar sebagai pertimbangan dalam tata laksana pasien epilepsi
Original language | Indonesian |
---|---|
Journal | Neurona |
Publication status | Published - 2020 |