Abstract
Toksoplasmosis diperkirakan telah menginfeksi sepertiga populasi dunia dan dapat mengancam jiwa pasien dengan imunokompromi. Ensefalitis toksoplasma (ET) terjadi akibat reaktivasi infeksi laten T. gondii yang sering terjadi pada pasien AIDS, terutama stadium akhir. Untuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien AIDS dengan kelainan SSP sangatlah sulit. Diagnosis ET ditegakkan hanya berdasarkan asumsi dari gejala klinis, gambaran radiologi, dan respon terhadap terapi yang diberikan. Pemeriksaan kadar IgG dari cairan organ masih jarang dilakukan. Sampel cairan otak diperoleh dari 50 pasien HIV dan AIDS yang dikumpulkan sejak Januari 2013 hingga 2014 di Laboratorium Parasitologi FKUI. Kadar CD4+, gejala klinis, hasil radiologi, diagnosis klinis, riwayat terapi profilaksis ko-trimoksazol, dan analisis cairan otak, diperoleh dari rekam medik.Dari 50 sampel, diperoleh hasil 24 (48%) positif dan 26 (52%) negatif IgG anti-Toxoplasma. Dari IgG positif, terdapat 5 (20,83%) dengan kadar tinggi, dan 19 (79,17%) dengan kadar IgG rendah. Tidak ada perbedaan bermakna antara kadar IgG antiToxoplasma dengan hasil radiologi, diagnosis klinis, maupun riwayat terapi profilaksis ko-trimoksazol. Diperoleh korelasi negatif antara kadar CD4+ dan IgG anti-Toxoplasma, walaupun kekuatannya sangat lemah. Berdasarkan hasil radiologi, diperoleh sensitivitas 56%, spesifisitas 57%, nilai duga positif 41%, dan nilai duga negatif 71%.
Original language | Indonesian |
---|---|
Title of host publication | Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM) |
Volume | 1 |
DOIs | |
Publication status | Published - 31 Jul 2018 |
Keywords
- cairan otak
- Ensefalitis Toksoplasma
- AIDS
- IgGanti-Toxoplasma