TY - JOUR
T1 - Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dengan Riwayat Sakit Bayi 0-6 bulan di Indonesia (Analisis Data Risksdas 2013)
AU - Ronoatmodjo, Sudarto
PY - 2019
Y1 - 2019
N2 - Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit bayi, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI). Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan data sekunder hasil survei cross sectional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dengan sampel sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%. Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19,57%, sedangkan prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Analisis regresi Cox menunjukkan bahwa rasio prevalensi kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48). Rasio prevalensi antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95%CI 1,05-1,41). Kesimpulannya, bayi 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu. Disarankan adanya peningkatan upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sedini mungkin hingga enam bulan, dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan komitmen stakeholder melengkapi perlengkapan praktek inisiasi menyusui dini (IMD).
AB - Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit bayi, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI). Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan data sekunder hasil survei cross sectional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dengan sampel sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%. Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19,57%, sedangkan prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Analisis regresi Cox menunjukkan bahwa rasio prevalensi kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48). Rasio prevalensi antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95%CI 1,05-1,41). Kesimpulannya, bayi 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu. Disarankan adanya peningkatan upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sedini mungkin hingga enam bulan, dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan komitmen stakeholder melengkapi perlengkapan praktek inisiasi menyusui dini (IMD).
M3 - Article
JO - Media Litbangkes
JF - Media Litbangkes
ER -