TY - JOUR
T1 - Hubungan Lima Parameter Kraniofasial dengan Skor Cormack-Lehane pada Anak Indonesia Usia 4–12 Tahun
AU - Ramlan, Andi Ade Wijaya
PY - 2014/7/31
Y1 - 2014/7/31
N2 - Penilaian jalan napas sangat penting dilakukan, terutama pada pasien anak. Pedoman yang ada pada dewasa tidak dapat dipakai pada populasi pediatri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lima ukuran parameter kraniofasial dan skor Cormack-Lehane pada populasi anak usia 4–12 tahun di Indonesia. Penelitian ini bersifat observasional analitik yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dari Maret sampai September 2013. Pengumpulan data dilakukan secara berurutan pada 134 pasien yang menjalani anestesia umum. Pengukuran dilakukan dari jarak tepi bawah bibir ke ujung mentum, jarak angulus mandibula ke ujung mentum, jarak tragus telinga ke sudut bibir, jarak mentohioid dan jarak antara angulus mandibula kanan dan kiri. Tingkat kesulitan laringoskopi dinilai menggunakan skor Cormack-Lehane, kemudian dibagi menjadi mudah dan sulit. Analisis data dilakukan menggunakan Uji Mann-Whitney dan uji-t tidak berpasangan untuk mencari hubungan antara lima parameter tersebut dan skor Cormack-Lehane. Penelitian ini tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara semua parameter kraniofasial di atas dan skor Cormack Lehane (nilai p berturut adalah 0,349; 0,638; 0,499; 0,765; dan 0,301). Simpulan, pada populasi anak Indonesia usia 4–12 tahun, lima parameter kraniofasial tidak dapat digunakan untuk prediksi kesulitan visualisasi laring.
AB - Penilaian jalan napas sangat penting dilakukan, terutama pada pasien anak. Pedoman yang ada pada dewasa tidak dapat dipakai pada populasi pediatri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lima ukuran parameter kraniofasial dan skor Cormack-Lehane pada populasi anak usia 4–12 tahun di Indonesia. Penelitian ini bersifat observasional analitik yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dari Maret sampai September 2013. Pengumpulan data dilakukan secara berurutan pada 134 pasien yang menjalani anestesia umum. Pengukuran dilakukan dari jarak tepi bawah bibir ke ujung mentum, jarak angulus mandibula ke ujung mentum, jarak tragus telinga ke sudut bibir, jarak mentohioid dan jarak antara angulus mandibula kanan dan kiri. Tingkat kesulitan laringoskopi dinilai menggunakan skor Cormack-Lehane, kemudian dibagi menjadi mudah dan sulit. Analisis data dilakukan menggunakan Uji Mann-Whitney dan uji-t tidak berpasangan untuk mencari hubungan antara lima parameter tersebut dan skor Cormack-Lehane. Penelitian ini tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara semua parameter kraniofasial di atas dan skor Cormack Lehane (nilai p berturut adalah 0,349; 0,638; 0,499; 0,765; dan 0,301). Simpulan, pada populasi anak Indonesia usia 4–12 tahun, lima parameter kraniofasial tidak dapat digunakan untuk prediksi kesulitan visualisasi laring.
UR - https://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/view/328
U2 - 10.15851/jap.v2n3.328
DO - 10.15851/jap.v2n3.328
M3 - Article
SN - 2338-8463
VL - 2
SP - 174
EP - 180
JO - Jurnal Anestesi Perioperatif
JF - Jurnal Anestesi Perioperatif
IS - 3
ER -