Abstract
Salah satu tanda kebocoran plasma pada penderita infeksi dengue adalah hipoalbuminemia, akan tetapi
pemeriksaan albumin serum bukan merupakan pemeriksaan rutin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
peran konsentrasi hematokrit dan trombosit untuk memprediksi hipoalbuminemia pada penderita infeksi dengue.
Penelitian retrospektif dilakukan di-rumah sakit swasta di Jakarta sejak bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
Juni 2016. Penderita dengan infeksi dengue berusia lebih dari 17 tahun di-ikutsertakan dalam penelitian ini. Subyek
dibagi menjadi kelompok infeksi dengue dengan dan tanpa hipoalbuminemia. Uji Mann Whitney dilakukan untuk
menganalisis perbedaan konsentrasi hematokrit dan trombosit pada kedua kelompok infeksi dengue. Area under
curve dilakukan untuk mendapatkan titik potong terbaik konsentrasi hematokrit dan trombosit dalam memprediksi
hipoalbuminemia. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui asosiasi antara proporsi konsentrasi hematokrit
dan trombosit dengan kedua kelompok infeksi dengue. Seratus dua puluh penderita infeksi dengue diikutsertakan
dalam penelitian ini, terdiri atas 50 (41,7%) penderita perempuan dan 70 (58,3%) penderita laki-laki. Tiga
puluh sembilan (32,5%) penderita tanpa hipoalbuminemia dan 81 (67,5%) penderita dengan hipoalbuminemia.
Hemokonsentrasi dengan nilai nilai titik potong ≥9,77% mempunyai akurasi 67,8% (interval kepercayaan (IK)
95%, 58,2%−77,4%), sensitivitas 72,8% dan spesifisitas 46,2% dalam memprediksi hipoalbuminemia. Trombosit
dengan nilai nilai titik potong ≤44×103/μL mempunyai akurasi 80% (IK 95%, 71,7%−88,4%), sensitivitas 70%, dan
spesifisitas 74,4% dalam memprediksi hipoalbuminemia. Pada analisis multivariat, trombosit dengan konsentrasi
≤44×103/μL merupakan prediktor hipoalbuminemia odds ratio (OR), 6,49; IK 95%, 2,75−15,34). Konsentrasi
trombosit yang rendah merupakan prediktor hipoalbuminemia pada penderita infeksi dengue.
pemeriksaan albumin serum bukan merupakan pemeriksaan rutin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
peran konsentrasi hematokrit dan trombosit untuk memprediksi hipoalbuminemia pada penderita infeksi dengue.
Penelitian retrospektif dilakukan di-rumah sakit swasta di Jakarta sejak bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
Juni 2016. Penderita dengan infeksi dengue berusia lebih dari 17 tahun di-ikutsertakan dalam penelitian ini. Subyek
dibagi menjadi kelompok infeksi dengue dengan dan tanpa hipoalbuminemia. Uji Mann Whitney dilakukan untuk
menganalisis perbedaan konsentrasi hematokrit dan trombosit pada kedua kelompok infeksi dengue. Area under
curve dilakukan untuk mendapatkan titik potong terbaik konsentrasi hematokrit dan trombosit dalam memprediksi
hipoalbuminemia. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui asosiasi antara proporsi konsentrasi hematokrit
dan trombosit dengan kedua kelompok infeksi dengue. Seratus dua puluh penderita infeksi dengue diikutsertakan
dalam penelitian ini, terdiri atas 50 (41,7%) penderita perempuan dan 70 (58,3%) penderita laki-laki. Tiga
puluh sembilan (32,5%) penderita tanpa hipoalbuminemia dan 81 (67,5%) penderita dengan hipoalbuminemia.
Hemokonsentrasi dengan nilai nilai titik potong ≥9,77% mempunyai akurasi 67,8% (interval kepercayaan (IK)
95%, 58,2%−77,4%), sensitivitas 72,8% dan spesifisitas 46,2% dalam memprediksi hipoalbuminemia. Trombosit
dengan nilai nilai titik potong ≤44×103/μL mempunyai akurasi 80% (IK 95%, 71,7%−88,4%), sensitivitas 70%, dan
spesifisitas 74,4% dalam memprediksi hipoalbuminemia. Pada analisis multivariat, trombosit dengan konsentrasi
≤44×103/μL merupakan prediktor hipoalbuminemia odds ratio (OR), 6,49; IK 95%, 2,75−15,34). Konsentrasi
trombosit yang rendah merupakan prediktor hipoalbuminemia pada penderita infeksi dengue.
Original language | English |
---|---|
Journal | eJournal Kedokteran Indonesia |
Publication status | Published - 2018 |