TY - JOUR
T1 - Hubungan antara Jarak Waktu Trakeostomi dengan Mortalitas Pasien Kritis Terventilasi Mekanik di Unit Perawatan Intensif
AU - Wijaksono, Ceva
AU - R., Cleopas Martin
AU - Mansjoer, Arif
PY - 2014
Y1 - 2014
N2 - Latar belakang: Prosedur trakeostomi dapat menurunkan hambatan udara (apabila dibandingkan dengan selang endotrakea), memiliki potensi untuk menurunkan penggunaan obat sedasi dan analgesia sehingga dapat memfasilitasi proses penyapihan dan menghindari pneumonia terkait ventilator. Batasan waktu atau saat yang optimal untuk melakukan trakeostomi pada pasien tersebut hingga kini masih dalam perdebatan. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan hasil keluaran yang berbeda-beda terutama terhadap insiden mortalitas dan morbiditas. Tujuan: Mengetahui insiden mortalitas pada pasien dengan trakeostomi dini dan trakeostomi lanjut di unit perawatan intensif dan hubungan antara jarak waktu trakeostomi dengan mortalitas perawatan unit intensif. Metode: Penelitian dengan desain kohort retrospektif, dilakukan terhadap 162 pasien kritis dengan ventilasi mekanik yang menerima tindakan trakeostomi selama perawatan intensif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumopada kurun waktu Januari 2008-Desember 2012. Data saat untuk melakukan trakeostomi, klinis, laboratorium,dan radiologis dikumpulkan. Pasien diamati untuk melihat kejadian mortalitas selama perawatan intensif. Analisis hubungan antara saat trakeostomi dengan mortalitas perawatan intensif menggunakan tes X2. Analisis multivariat dengan regresi logistik digunakan untuk menghitung adjusted odds ratio (dan interval kepercayaan 95%) antara kelompok trakeostomi dini dan lanjut untuk terjadinya mortalitas perawatan intensif dengan memasukkan variabel-variabel perancu sebagai kovariat. Hasil: Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara trakeostomi dini dan lanjut dengan mortalitas unit perawatan intensif pada uji X2 (p=0,07) dengan RR 0,67 (IK95% 0,51-1,05). Insiden mortalitas pada trakeostomidini dan lanjut sebesar 28,4% dan 42%. Kesimpulan: Kelompok trakeostomi dini cenderung untuk memiliki insiden mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan trakeostomi lanjut. Namun saat trakeostomi tidak berhubungan dengan mortalitas unit perawatan intensif secara statistik
AB - Latar belakang: Prosedur trakeostomi dapat menurunkan hambatan udara (apabila dibandingkan dengan selang endotrakea), memiliki potensi untuk menurunkan penggunaan obat sedasi dan analgesia sehingga dapat memfasilitasi proses penyapihan dan menghindari pneumonia terkait ventilator. Batasan waktu atau saat yang optimal untuk melakukan trakeostomi pada pasien tersebut hingga kini masih dalam perdebatan. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan hasil keluaran yang berbeda-beda terutama terhadap insiden mortalitas dan morbiditas. Tujuan: Mengetahui insiden mortalitas pada pasien dengan trakeostomi dini dan trakeostomi lanjut di unit perawatan intensif dan hubungan antara jarak waktu trakeostomi dengan mortalitas perawatan unit intensif. Metode: Penelitian dengan desain kohort retrospektif, dilakukan terhadap 162 pasien kritis dengan ventilasi mekanik yang menerima tindakan trakeostomi selama perawatan intensif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumopada kurun waktu Januari 2008-Desember 2012. Data saat untuk melakukan trakeostomi, klinis, laboratorium,dan radiologis dikumpulkan. Pasien diamati untuk melihat kejadian mortalitas selama perawatan intensif. Analisis hubungan antara saat trakeostomi dengan mortalitas perawatan intensif menggunakan tes X2. Analisis multivariat dengan regresi logistik digunakan untuk menghitung adjusted odds ratio (dan interval kepercayaan 95%) antara kelompok trakeostomi dini dan lanjut untuk terjadinya mortalitas perawatan intensif dengan memasukkan variabel-variabel perancu sebagai kovariat. Hasil: Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara trakeostomi dini dan lanjut dengan mortalitas unit perawatan intensif pada uji X2 (p=0,07) dengan RR 0,67 (IK95% 0,51-1,05). Insiden mortalitas pada trakeostomidini dan lanjut sebesar 28,4% dan 42%. Kesimpulan: Kelompok trakeostomi dini cenderung untuk memiliki insiden mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan trakeostomi lanjut. Namun saat trakeostomi tidak berhubungan dengan mortalitas unit perawatan intensif secara statistik
KW - Jarak waktu trakeostomi
KW - unit perawatan intensive
KW - mortalitas
UR - https://www.indonesiajournalchest.com/index.php/IJC/issue/view/9
M3 - Article
SN - 2614-2759
VL - 1
JO - Indonesian Journal of CHEST : Critical and Emergency Medicine
JF - Indonesian Journal of CHEST : Critical and Emergency Medicine
IS - 2
ER -