Abstract
Migrasi ke wilayah perkotaan (‘merantau’) telah memaksa para perantau untuk memindahkan praktik kuliner dari kampung halaman ke ruang kota dan mengakibatkan adanya proses adaptasi rasa. Di satu sisi, mereka harus menggunakan resep warisan agar dapat mereproduksi rasa yang sama tetapi di sisi lain, mereka harus terus berinovasi mengingat bahan makanan dan alat memasak yang ada di daerah perkotaan sangat berbeda dengan apa yang mereka miliki di kampung halaman. Tabula Rasa (2014) adalah sebuah film yang bercerita mengenai kompleksitas identitas budaya melalui representasi praktik kuliner di ruang urban. Dengan melakukan kajian tekstual, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi benturan-benturan yang dihadapi para tokoh dalam inovasi dan reproduksi kuliner yang mereka lakukan sebagai bentuk negosiasi dalam kehidupan keseharian para perantau di Jakarta. Keberagaman rasa yang dileburkan dalam makanan-makanan menjadi simbol toleransi dan persaudaraan akan tetapi film juga merepresentasikan ambiguitas dalam hal makanan dan ruang.
Original language | English |
---|---|
Publication status | Published - 2017 |
Event | Prosiding Seminar Nasional Budaya Urban/PPKB FIB UI - ID, Depok, Indonesia Duration: 1 Jan 2017 → … |
Conference
Conference | Prosiding Seminar Nasional Budaya Urban/PPKB FIB UI |
---|---|
Country/Territory | Indonesia |
City | Depok |
Period | 1/01/17 → … |
Keywords
- praktik kuliner, urban, identitas, rasa (taste).