TY - JOUR
T1 - Hiponatremia pada Anak Pasca Tindakan Operasi : Etiologi dan Faktor-faktor yang Berhubungan
AU - Arifin, Angelina
AU - Pudjiadi, Antonius H.
AU - Handryastuti, RA. Setyo
AU - Amir, Idham
AU - Ifran, Evita B.
AU - Karyanti, Mulya R.
PY - 2017
Y1 - 2017
N2 - Latar belakang. Kejadian hiponatremia pada anak pasca-operasi berkisar antara 20-40%. Hiponatremia yang tidak terdeteksi dapat meningkatkan mortalitas dan menyebabkan luaran neurologis yang buruk. Beberapa mekanisme yang berperan adalah sindrom hormon antidiuretik tidak tepat (SHATT) dan sick cell syndrome (SCS). Tujuan. Mengetahui insidens hiponatremia pada anak pasca-operasi, kemungkinan penyebab yang melatarbelakangi, serta faktor yang berhubungan. Metode. Penelitian potong lintang analitik dilakukan di ruang perawatan intensif terhadap anak berusia 1 bulan sampai 18 tahun yang menjalani tindakan operasi mayor dan masuk ruang perawatan intensif pediatrik RSCM selama bulan Mei sampai Desember 2016. Hasil. Terdapat 65 subyek menjalani operasi mayor, 87,69% dilakukan secara elektif, jenis operasi terbanyak adalah hepato-gastrointestinal (38,46%) dan muskuloskeletal (20,00%). Kadar natrium plasma pasca-operasi turun, kejadian hiponatremia 43,07% dan 26,16% pada 12 dan 24 jam pasca-operasi. Nilai osmolalitas plasma yang normal atau meningkat dan osmolalitas urin >100 mOsm/kg. Sebanyak 70% subyek hiponatremia memiliki natrium urin >30 mEq/L. Faktor yang berhubungan dengan hiponatremia 12 jam pasca-operasi adalah status kegawatdaruratan operasi (p=0,007) dan perdarahan intraoperatif (p=0,024), sedangkan pada 24 jam pasca-operasi hanya status kegawatdaruratan operasi (p=0,001). Kesimpulan. Terdapat 43,07% dan 26,16% subyek yang mengalami hiponatremia pada 12 dan 24 jam pasca-operasi mayor. Sindrom hormon antidiuretik tidak tepat tidak terbukti menjadi penyebab utama terjadinya hiponatremia, dan hiponatremia translokasional pada SCS mungkin berperan. Hiponatremia pasca-operasi berhubungan dengan status kegawatdaruratan operasi dan jumlah perdarahan intraoperatif.
AB - Latar belakang. Kejadian hiponatremia pada anak pasca-operasi berkisar antara 20-40%. Hiponatremia yang tidak terdeteksi dapat meningkatkan mortalitas dan menyebabkan luaran neurologis yang buruk. Beberapa mekanisme yang berperan adalah sindrom hormon antidiuretik tidak tepat (SHATT) dan sick cell syndrome (SCS). Tujuan. Mengetahui insidens hiponatremia pada anak pasca-operasi, kemungkinan penyebab yang melatarbelakangi, serta faktor yang berhubungan. Metode. Penelitian potong lintang analitik dilakukan di ruang perawatan intensif terhadap anak berusia 1 bulan sampai 18 tahun yang menjalani tindakan operasi mayor dan masuk ruang perawatan intensif pediatrik RSCM selama bulan Mei sampai Desember 2016. Hasil. Terdapat 65 subyek menjalani operasi mayor, 87,69% dilakukan secara elektif, jenis operasi terbanyak adalah hepato-gastrointestinal (38,46%) dan muskuloskeletal (20,00%). Kadar natrium plasma pasca-operasi turun, kejadian hiponatremia 43,07% dan 26,16% pada 12 dan 24 jam pasca-operasi. Nilai osmolalitas plasma yang normal atau meningkat dan osmolalitas urin >100 mOsm/kg. Sebanyak 70% subyek hiponatremia memiliki natrium urin >30 mEq/L. Faktor yang berhubungan dengan hiponatremia 12 jam pasca-operasi adalah status kegawatdaruratan operasi (p=0,007) dan perdarahan intraoperatif (p=0,024), sedangkan pada 24 jam pasca-operasi hanya status kegawatdaruratan operasi (p=0,001). Kesimpulan. Terdapat 43,07% dan 26,16% subyek yang mengalami hiponatremia pada 12 dan 24 jam pasca-operasi mayor. Sindrom hormon antidiuretik tidak tepat tidak terbukti menjadi penyebab utama terjadinya hiponatremia, dan hiponatremia translokasional pada SCS mungkin berperan. Hiponatremia pasca-operasi berhubungan dengan status kegawatdaruratan operasi dan jumlah perdarahan intraoperatif.
UR - https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1180
U2 - 10.14238/sp19.2.2017.63-70
DO - 10.14238/sp19.2.2017.63-70
M3 - Article
SN - 0854-7823
VL - 19
SP - 63
EP - 70
JO - Sari Pediatri
JF - Sari Pediatri
IS - 2
ER -