Henti Jantung Pasca Koreksi Berlebih Natrium Bikarbonat pada Pasien Ketoasidosis Diabetikum di Bangsal Resusitasi Rumah Sakit Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo

Anne Suwan Djaja, Dita Aditianingsih, Yohanes W.H. George

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Abstract
Latar Belakang: Infus sodium bikarbonat diberikan kepada pasien asidosis dengan pH kurang dari 7,1. Asidosis mematikan / letal, yang berarti pH kurang dari 7,1, akan menonaktifkan enzim dan modulator lain dalam tubuh dan oleh karena itu harus dikoreksi.
Kasus: Seorang wanita berusia 51 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhanutama nyeri dada atipikal sejak satu hari yang lalu. Dia memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2, dikontrol dengan metformine 3x500 mg, penyakit ginjal kronis dengan urin produksi 0,6 cc / kg / jam. Riwayat penurunan kesadaran, penyakit serebrovaskular, dan infark miokard disangkal. Saat masuk bangsal perawatan, ia tampak sakit parah, dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 65 kali per menit, dan frekuensi napas 32 kali per menit.
Ringkasan: Hanya tiga variabel independen yang bisa merubah pH, yaitu ion-ion kuat (SID/ Strong ion Differences), pCO2, dan ATOT. Mekanisme peran natrium bikarbonat dalam meningkatkan pH adalah dengan meningkatkan tingkat SID/ Strong Ion Differences. Pemberian berlebih dari natrium bikarbonat meningkatkan tingkat pH cepat. Itu membuat oksigen tidak dapat memisahkan dari hemoglobin, menyebabkan hipoksia seluler, dan menginduksi kematian sel.
Original languageIndonesian
JournalJurnal Anestesiologi Indonesia
Volume6
Issue number2
DOIs
Publication statusPublished - 2014

Cite this