Abstract
Latar Belakang: Luaran pasien Sindroma Guillain-Barré (SGB) tidak sepenuhnya baik walaupun telah berkembang imunoterapi. Prediksi pasien SGB dengan luaran buruk harus dilakukan sedini mungkin untuk menentukan manajemen selanjutnya di rumah sakit dan perawatan di rumah. Sistem EGOS merupakan salah satu cara untuk memprediksi luaran pasien SGB. Sayangnya, penelitian EGOS selama ini dilakukan di luar negeri yang memiliki kondisi pasien dan lingkungan yang berbeda dengan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran luaran pasien SGB melalui skala disabilitas enam bulan pascaawitan dan EGOS di RSUPNCM.
Metode: Penelitian ini berdesain potong lintang dengan mengambil data dari rekam medik pasien SGB yang menjalani perawatan inap di RSUPNCM sejak Januari 2010 hingga Desember 2014. Data mengenai karakteristik demografi, klinis, nilai EGOS, dan luaran pasien SGB saat enam bulan pascaawitan dikumpulkan pada penelitian ini.
Hasil: Jumlah kasus baru SGB pertahun di RSUPNCM adalah 7,6 kasus. Kasus SGB terjadi di sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Rasio jenis kelamin laki-laki daripada perempuan adalah 1,2 : 1. Rerata usia pasien adalah 39,71 tahun. Varian SGB yang paling sering ditemukan pada penelitian ini adalah AIDP (31,6%), diikuti AMSAN (18,4%), AMAN (15,8%), dan SMF (13,2%). Durasi awitan - RS memiliki median 8,5 hari. Sebanyak 24 pasien mendapat imunoterapi PE, dimana sebanyak 83,3% pasien mendapatkannya pada ≥2 minggu pascaawitan. Proporsi pasien SGB dengan luaran baik sebesar 64,3%. Semakin besar nilai EGOS, maka semakin besar proporsi pasien SGB dengan luaran buruk.
Simpulan: Proporsi luaran pasien SGB memiliki kecenderungan tren data yang sejalan dengan prediksi EGOS. Selain itu, proporsi luaran baik pasien SGB dapat lebih ditingkatkan lagi dengan mempercepat diagnosis dan pemberian imunoterapi.
Metode: Penelitian ini berdesain potong lintang dengan mengambil data dari rekam medik pasien SGB yang menjalani perawatan inap di RSUPNCM sejak Januari 2010 hingga Desember 2014. Data mengenai karakteristik demografi, klinis, nilai EGOS, dan luaran pasien SGB saat enam bulan pascaawitan dikumpulkan pada penelitian ini.
Hasil: Jumlah kasus baru SGB pertahun di RSUPNCM adalah 7,6 kasus. Kasus SGB terjadi di sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Rasio jenis kelamin laki-laki daripada perempuan adalah 1,2 : 1. Rerata usia pasien adalah 39,71 tahun. Varian SGB yang paling sering ditemukan pada penelitian ini adalah AIDP (31,6%), diikuti AMSAN (18,4%), AMAN (15,8%), dan SMF (13,2%). Durasi awitan - RS memiliki median 8,5 hari. Sebanyak 24 pasien mendapat imunoterapi PE, dimana sebanyak 83,3% pasien mendapatkannya pada ≥2 minggu pascaawitan. Proporsi pasien SGB dengan luaran baik sebesar 64,3%. Semakin besar nilai EGOS, maka semakin besar proporsi pasien SGB dengan luaran buruk.
Simpulan: Proporsi luaran pasien SGB memiliki kecenderungan tren data yang sejalan dengan prediksi EGOS. Selain itu, proporsi luaran baik pasien SGB dapat lebih ditingkatkan lagi dengan mempercepat diagnosis dan pemberian imunoterapi.
Original language | English |
---|---|
Publication status | Published - 2015 |