TY - JOUR
T1 - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tertundanya Inisiasi Terapi Antiretroviral pada Pasien dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus
AU - Nlp, Dwi rahayu
AU - Karjadi, Teguh h
AU - Nelwan, Erni j
AU - Rumende, C martin
PY - 2016/9
Y1 - 2016/9
N2 - Pendahuluan. Cakupan pemberian obat antiretroviral (ARV) yang semakin luas berdampak positif dengan menurunnya angka kematian dan kesakitan pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Waktu inisiasi terapi ARV pada pasien HIV juga berhubungan erat dengan penurunan angka kematian dan kesakitan. Tertundanya inisiasi terapi ARV pada pasien HIV menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi, yaitu sekitar 10% dibanding yang tidak tertunda. Penelitian ini bertujuan agar dapat dilakukan upaya pengendalian terhadap faktor-faktor tersebut sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian pada pasien HIV. Metode. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien HIV rawat jalan dewasa di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta pada pasien yang memulai ARV pertama kali selama periode Januari 2013-Desember 2014. Data didapatkan dari rekam medis pasien. Tertundanya inisiasi terapi ARV dinyatakan bila pasien belum memulai terapi ARV 10 minggu setelah diagnosis HIV. Faktor-faktor yang diteliti adalah jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, indeks massa tubuh, status fungsional, stadium klinis HIV dan infeksi oportunistik. Uji regresi logistik digunakan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut dengan tertundanya inisiasi terapi ARV. Hasil. Berdasarkan hasil consecutive total sampling didapatkan 444 pasien yang memulai terapi ARV pertama kali, 107 pasien (24,1%) diketahui tertunda inisiasi terapi ARV dan 337 pasien (75,9%) tidak tertunda. Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan 3 variabel yang memiliki kemaknaan statistik yaitu stadium klinis lanjut, status fungsional rendah dan adanya infeksi oportunistik dengan nilai p masing-masing yaitu
AB - Pendahuluan. Cakupan pemberian obat antiretroviral (ARV) yang semakin luas berdampak positif dengan menurunnya angka kematian dan kesakitan pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Waktu inisiasi terapi ARV pada pasien HIV juga berhubungan erat dengan penurunan angka kematian dan kesakitan. Tertundanya inisiasi terapi ARV pada pasien HIV menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi, yaitu sekitar 10% dibanding yang tidak tertunda. Penelitian ini bertujuan agar dapat dilakukan upaya pengendalian terhadap faktor-faktor tersebut sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian pada pasien HIV. Metode. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien HIV rawat jalan dewasa di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta pada pasien yang memulai ARV pertama kali selama periode Januari 2013-Desember 2014. Data didapatkan dari rekam medis pasien. Tertundanya inisiasi terapi ARV dinyatakan bila pasien belum memulai terapi ARV 10 minggu setelah diagnosis HIV. Faktor-faktor yang diteliti adalah jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, indeks massa tubuh, status fungsional, stadium klinis HIV dan infeksi oportunistik. Uji regresi logistik digunakan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut dengan tertundanya inisiasi terapi ARV. Hasil. Berdasarkan hasil consecutive total sampling didapatkan 444 pasien yang memulai terapi ARV pertama kali, 107 pasien (24,1%) diketahui tertunda inisiasi terapi ARV dan 337 pasien (75,9%) tidak tertunda. Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan 3 variabel yang memiliki kemaknaan statistik yaitu stadium klinis lanjut, status fungsional rendah dan adanya infeksi oportunistik dengan nilai p masing-masing yaitu
KW - tertundanya inisiasi ARV
KW - faktor yang berhubungan
KW - HIV/AIDS
UR - https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol3/iss3/7/
U2 - 10.7454/jpdi.v3i3.26
DO - 10.7454/jpdi.v3i3.26
M3 - Article
SN - 2549-0621
VL - 3
SP - 151
EP - 157
JO - Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
JF - Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
IS - 3
ER -