TY - JOUR
T1 - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Eksaserbasi pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
AU - R., Cleopas Martin
AU - Wijaksono, Ceva
PY - 2014
Y1 - 2014
N2 - Latar belakang: Eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berkontribusi besar terhadap derajat keparahan dan progresivitas PPOK. Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan eksaserbasi PPOK di Indonesia perlu dilakukan. Tujuan: Mengetahui prevalensi eksaserbasi pada pasien PPOK di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan eksaserbasi PPOK pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSCM. Metode: Studi potong lintang dilakukan pada pasien PPOK di RSCM dalam kurun 1 Januari 2010-31 Desember 2012.Data klinis, penunjang, dan luaran diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat dilakukan pada kelompok usia,riwayat merokok, komorbiditas, derajat PPOK, penggunaan kortikosteroid, dan frekuensi eksaserbasi dalam satu tahun sebelumnya. Variabel yang memenuhi syarat disertakan pada analisis multivariat dengan regresi logistik.Hasil: Sebanyak 184 pasien diikutsertakan dalam penelitian. Didapatkan prevalensi eksaserbasi PPOK sebesar 70,7%. Derajat PPOK, riwayat perokok, frekuensi eksaserbasi dalam satu tahun sebelumnya, pengobatan kortikosteroid sistemik, usia, dan komorbiditas memiliki hubungan bermakna dari analisis bivariat. Faktor risiko independen yang bermakna pada analisis multivariat adalah frekuensi eksaserbasi ≥2 kali dalam satu tahun sebelumnya (OR 27,39; IK95% 3,30-227,29; p=0,002), perokok aktif (OR 5,11; IK95% 1,07-24,35; p=0,04), PPOK derajat III dan IV (OR 4,71; IK95% 1,59-13,97; p=0,005), dan komorbiditas dengan nilai Charlson Comorbid Index >2(OR 4,09; IK95% 1,37-12,18; p=0,01). Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik merupakan faktor protektif (OR0,12; IK95% 0,03-0,54; p=0,01).Kesimpulan: Prevalensi eksaserbasi pasien PPOK di RSCM pada 2010- 2012 adalah 70,7%. Faktor risiko eksaserbasi PPOK adalah frekuensi eksaserbasi PPOK dalam satu tahun sebelumnya, merokok aktif, PPOK derajat III dan IV, serta komorbiditas. Kortikosteroid sistemik merupakan faktor proteksi.
AB - Latar belakang: Eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berkontribusi besar terhadap derajat keparahan dan progresivitas PPOK. Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan eksaserbasi PPOK di Indonesia perlu dilakukan. Tujuan: Mengetahui prevalensi eksaserbasi pada pasien PPOK di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan eksaserbasi PPOK pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSCM. Metode: Studi potong lintang dilakukan pada pasien PPOK di RSCM dalam kurun 1 Januari 2010-31 Desember 2012.Data klinis, penunjang, dan luaran diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat dilakukan pada kelompok usia,riwayat merokok, komorbiditas, derajat PPOK, penggunaan kortikosteroid, dan frekuensi eksaserbasi dalam satu tahun sebelumnya. Variabel yang memenuhi syarat disertakan pada analisis multivariat dengan regresi logistik.Hasil: Sebanyak 184 pasien diikutsertakan dalam penelitian. Didapatkan prevalensi eksaserbasi PPOK sebesar 70,7%. Derajat PPOK, riwayat perokok, frekuensi eksaserbasi dalam satu tahun sebelumnya, pengobatan kortikosteroid sistemik, usia, dan komorbiditas memiliki hubungan bermakna dari analisis bivariat. Faktor risiko independen yang bermakna pada analisis multivariat adalah frekuensi eksaserbasi ≥2 kali dalam satu tahun sebelumnya (OR 27,39; IK95% 3,30-227,29; p=0,002), perokok aktif (OR 5,11; IK95% 1,07-24,35; p=0,04), PPOK derajat III dan IV (OR 4,71; IK95% 1,59-13,97; p=0,005), dan komorbiditas dengan nilai Charlson Comorbid Index >2(OR 4,09; IK95% 1,37-12,18; p=0,01). Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik merupakan faktor protektif (OR0,12; IK95% 0,03-0,54; p=0,01).Kesimpulan: Prevalensi eksaserbasi pasien PPOK di RSCM pada 2010- 2012 adalah 70,7%. Faktor risiko eksaserbasi PPOK adalah frekuensi eksaserbasi PPOK dalam satu tahun sebelumnya, merokok aktif, PPOK derajat III dan IV, serta komorbiditas. Kortikosteroid sistemik merupakan faktor proteksi.
KW - Faktor risiko
KW - faktor proteksi
KW - eksaserbasi PPOK
UR - https://www.indonesiajournalchest.com/index.php/IJC/issue/view/27
M3 - Article
SN - 2614-2759
VL - 1
JO - Indonesian Journal of CHEST : Critical and Emergency Medicine
JF - Indonesian Journal of CHEST : Critical and Emergency Medicine
IS - 4
ER -