TY - JOUR
T1 - Determinan yang Meningkatkan Risiko Terinfeksi HIV pada Wargabinaan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan di Indonesia: Studi Tinjauan Pustaka 2007-2017
AU - Sudaryo, Mondastri Korib
PY - 2019
Y1 - 2019
N2 - Wargabinaan pemasyarakatan (WBP) diduga berisiko terinfeksi HIV selama tinggal di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) akibat menyuntik narkotika dan perilaku berisiko lainnya. Studi ini bertujuan mengetahui determinan yang meningkatkan faktor risiko terinfeksi HIV di kalangan WBP di lapas/rutan di Indonesia. Rancangan studi adalah tinjauan pustaka sistematik (systematic literature review) yang merangkum dan membandingkan hasil studi dari 12 artikel yang diterbitkan sejak 2007- 2017 di jurnal nasional/internasional berbahasa Inggris/Indonesia mengenai karakteristik dan determinan infeksi HIV pada populasi WBP yang tinggal di lapas/rutan di Indonesia. Karakteristik demografis WBP: umumnya lakilaki; usia rata-rata 30 tahun (rentang: 21-51 tahun); sebagian besar <=SMU; setengahnya menikah. Prevalensi HIV di kalangan WBP di beberapa lapas: 10%-56%. T iga survei nasional tahun 2011, 2013, 2015 menunjukkan prevalence rate antara 1,2% – 3%. Proporsi perilaku berisiko: menyuntik narkotika (antara 5% - 66%), berbagi jarum suntik (28%-47%), kontak seksual tidak aman dengan sesama WBP (2%-13%), atau dengan WPS (96%), pakai tattoo (2%-56%), atau tindik (5%-13%), minum alkohol (47%). Dari 3 survey yang sama tingkat prevalensi Sifilis antara 2,1%– 5%. Determinan/faktor risiko terinfeksi HIV: menggunakan narkotika suntik (OR antara 11,4 - 104,8), pakai tatoo (OR: 1,7 -2,4), pakai tindik (OR = 4,4), seks tidak aman (OR=1,9), terinfeksi Sifilis (OR=4,2). Faktor-faktor penting yang meningkatkan risiko terinfeksi HIV di kalangan WBP di lapas/rutan adalah penggunaan narkotika suntik, berbagi jarum suntik tidak steril, kontak seksual dengan sesama WBP &/ WPS, terinfeksi Sifilis dan memakai tato/tindik.
AB - Wargabinaan pemasyarakatan (WBP) diduga berisiko terinfeksi HIV selama tinggal di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) akibat menyuntik narkotika dan perilaku berisiko lainnya. Studi ini bertujuan mengetahui determinan yang meningkatkan faktor risiko terinfeksi HIV di kalangan WBP di lapas/rutan di Indonesia. Rancangan studi adalah tinjauan pustaka sistematik (systematic literature review) yang merangkum dan membandingkan hasil studi dari 12 artikel yang diterbitkan sejak 2007- 2017 di jurnal nasional/internasional berbahasa Inggris/Indonesia mengenai karakteristik dan determinan infeksi HIV pada populasi WBP yang tinggal di lapas/rutan di Indonesia. Karakteristik demografis WBP: umumnya lakilaki; usia rata-rata 30 tahun (rentang: 21-51 tahun); sebagian besar <=SMU; setengahnya menikah. Prevalensi HIV di kalangan WBP di beberapa lapas: 10%-56%. T iga survei nasional tahun 2011, 2013, 2015 menunjukkan prevalence rate antara 1,2% – 3%. Proporsi perilaku berisiko: menyuntik narkotika (antara 5% - 66%), berbagi jarum suntik (28%-47%), kontak seksual tidak aman dengan sesama WBP (2%-13%), atau dengan WPS (96%), pakai tattoo (2%-56%), atau tindik (5%-13%), minum alkohol (47%). Dari 3 survey yang sama tingkat prevalensi Sifilis antara 2,1%– 5%. Determinan/faktor risiko terinfeksi HIV: menggunakan narkotika suntik (OR antara 11,4 - 104,8), pakai tatoo (OR: 1,7 -2,4), pakai tindik (OR = 4,4), seks tidak aman (OR=1,9), terinfeksi Sifilis (OR=4,2). Faktor-faktor penting yang meningkatkan risiko terinfeksi HIV di kalangan WBP di lapas/rutan adalah penggunaan narkotika suntik, berbagi jarum suntik tidak steril, kontak seksual dengan sesama WBP &/ WPS, terinfeksi Sifilis dan memakai tato/tindik.
M3 - Article
SN - 2548-513X
JO - Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia
JF - Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia
ER -