Abstract
Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) atau yang dikenal dengan minuman berpemanis bergula adalah cairan yang ditambahkan dengan berbagai macam bentuk gula. Konsumsi minuman berpemanis berlebih berkontribusi terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penambahan berat badan, meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2 serta penyakit kardiovaskuler. PTM dapat dicegah sedini mungkin dengan mengurangi konsumsi kalori dalam gula. WHO menyarankan orang dewasa dan anak-anak untuk mengurangi asupan gula hingga kurang dari 10% dari total asupan energi dan dilanjutkan hingga kurang dari 5% dari total asupan energi. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial ekonomi yang memengaruhi konsumsi minuman berpemanis. Menggunakan data sekunder dari survey sosial ekonomi nasional (Susenas) Tahun 2017 dengan model two part (OLS, Probit dan Tobit). Variabel akses internet merupakan variabel yang konsisten berhubungan dengan penurunan pengeluaran dan partisipasi rumah tangga untuk konsumsi minuman berpemanis. Oleh karena itu, perlu meningkatkan sosialisasi promosi iklan layanan kesehatan masyarakat terkait bahaya konsumsi minuman berpemanis berlebihan dan pencantuman batas aman konsumsi minuman berpemanis pada label kemasan.
Original language | Indonesian |
---|---|
Journal | Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia |
Publication status | Published - 2019 |