Abstract
Latar belakang. Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar secara global, salah satunya di bidang pendidikan. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara daring (dalam jaringan). Remaja yang mengikuti sekolah daring lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar. Remaja juga merasa kesepian karena adanya pembatasan sosial sehingga mencari pelarian melalui internet. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya waktu di depan layar sehingga meningkatkan adiksi internet pada remaja.
Tujuan: Mengetahui prevalens adiksi internet remaja di masa pandemi Covid-19 serta mengetahui hubungannya dengan beberapa faktor
sosio-demografik.
Metode: Penelitian potong lintang terhadap 332 siswa SMP/SMA/SMK/sederajat yang sedang menjalani sekolah daring, melalui pengisian kuesioner faktor sosio-demografik dan KDAI (kuesioner deteksi adiksi internet), dalam waktu 3 bulan (Maret-Juni 2021).
Hasil: Prevalensi adiksi internet remaja sebanyak 29,8%. Faktor yang berhubungan dengan adiksi internet adalah waktu di depan layar untuk
kegiatan hiburan ≥3 jam (p=0,001, adjusted OR 4,309, IK 95% 1,833-10,129) serta pengawasan orangtua yang buruk dalam penggunaan internet (p=0,037, adjusted OR 1,827, IK 95% 1,038-3,215).
Kesimpulan: Tidak ada peningkatan prevalensi adiksi internet remaja di masa pandemi Covid-19. Variabel yang memiliki hubungan dengan
adiksi internet adalah pengawasan orangtua yang buruk dan waktu depan layar untuk kegiatan hiburan ≥3 jam.
dilakukan secara daring (dalam jaringan). Remaja yang mengikuti sekolah daring lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar. Remaja juga merasa kesepian karena adanya pembatasan sosial sehingga mencari pelarian melalui internet. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya waktu di depan layar sehingga meningkatkan adiksi internet pada remaja.
Tujuan: Mengetahui prevalens adiksi internet remaja di masa pandemi Covid-19 serta mengetahui hubungannya dengan beberapa faktor
sosio-demografik.
Metode: Penelitian potong lintang terhadap 332 siswa SMP/SMA/SMK/sederajat yang sedang menjalani sekolah daring, melalui pengisian kuesioner faktor sosio-demografik dan KDAI (kuesioner deteksi adiksi internet), dalam waktu 3 bulan (Maret-Juni 2021).
Hasil: Prevalensi adiksi internet remaja sebanyak 29,8%. Faktor yang berhubungan dengan adiksi internet adalah waktu di depan layar untuk
kegiatan hiburan ≥3 jam (p=0,001, adjusted OR 4,309, IK 95% 1,833-10,129) serta pengawasan orangtua yang buruk dalam penggunaan internet (p=0,037, adjusted OR 1,827, IK 95% 1,038-3,215).
Kesimpulan: Tidak ada peningkatan prevalensi adiksi internet remaja di masa pandemi Covid-19. Variabel yang memiliki hubungan dengan
adiksi internet adalah pengawasan orangtua yang buruk dan waktu depan layar untuk kegiatan hiburan ≥3 jam.
Original language | English |
---|---|
Journal | Sari Pediatri |
Publication status | Published - 25 Apr 2022 |
Keywords
- adiksi internet, remaja, kuesioner deteksi adiksi internet, pandemi Covid-19