Daya Dukung Kawasan Transit Oriented Dvelopment di Lebak Bulus Provinsi DKI Jakarta

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Transit Oriented Development (TOD) menjadi konsep yang popular pada perkembangan perkotaan di Indonesia. TOD merupakan konsep penataan ruang dan transportasi terintegrasi untuk menciptakan ruang kota yang kompak, guna lahan tercampur, dan kawasan transit publik yang berada dalam jarak berjalan kaki. Kawsan TOD diharapkan dapat memberi solusi pada permasalahan kronis transportasi di Jakarta. Penelitian ini fokus pada kawasan TOD Lebak Bulus yang dijadikan sebagai stasiun pusat terpadu dari jaringan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Pertanyaan penelitian adalah bagaimana daya dukung lingkungan pada kawasan Lebak Bulus untuk mendukung pengembangan ruang dan transportasi berbasis konsep TOD. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah: (1) analisis daya dukung lingkungan berdasarkan kemampuan lahan dan mengeksplorasi perubahan dinamis guna lahan dan mobilitas perkotaan di Jakarta, serta (2) analisis dokumen rencana penataan ruang terhadap kawasan ini. Data dan informasi diperoleh dari Sistem Informasi Geografis terhadap perubahan guna lahan dan mobilitas perkotaan tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan stasiun pusat Lebak Bulus yang memiliki luas 18,9 ha ini memiliki daya dukung lingkungan yang baik untuk dikembangkan sebagai kawasan TOD. Komposisi guna lahan saat ini masih didominasi oleh sarana transportasi, terminal, 44% dan perumahan 34,57%. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) pada kawasan ini membagi dominasi zonasi untuk fasilitas umum 88,74%, dan perumahan 9,02%. Kesimpulan penelitian adalah daya dukung lingkungan kawasan Lebak Bulus dapat ditingkatkan dengan melakukan penataan berbasis TOD dan perlu dilakukan peninjauan ulang atas RDTR Kawasan Lebak Bulus.
Original languageIndonesian
JournalPlano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Volume7
Issue number2
Publication statusPublished - 2018

Cite this