Abstract
Latar Belakang.Berdasarkan studi, salah satu tempat dengan aktivitas tinggi yang dapat melepas emisi gas buang adalah pelabuhan. Aktivitas pelabuhan seperti bongkar muat barang dan pengantaran barag menghasilkan PM2,5yang tinggi di lepas ke udaradan dapat mempengaruhi pekerja lapangan. Salah satu risiko yang ditimbulkan adalah risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Eksaserbasi Akutm terutama pada pekerja yang bekerja lebih dari 1 tahun. Metode. Metode penelitian ini menggunakan studi desain observasional dengan pendekatan cross-sectional teradap 75 pekerja lapangan yang telah bekerja lebih dari 1 tahun. Hasil.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pajanan PM2,5pada pelabuhan sudah melebihi kadar diberikan WHO yaitu 35 μm/m3dan jumlah responden yang mengalami gejala PPOK Eksaserbasi Akut sudah berada di atas prevalensi PPOK DKI Jakarta, yaitu 1,6%. Simpulan.Secara statistic, data menunjukkan tidak ada kaitan antara PM2,5dengan kejadian gejala PPOK Eksaserbasi Akut. Temuan ini menyarankan bahwa adanya perbaikan dari perilaku hidup pekerja dan pemberian APD yang tepat.
Original language | English |
---|---|
Pages (from-to) | 17-26 |
Journal | Jurnal Nasional Kesehatan Lingkungan Global |
Volume | 1 |
Issue number | 1 |
Publication status | Published - Feb 2020 |