Congenital CMV and Toxoplasmosis: Management Beyond the Neonatal Period

Research output: Chapter in Book/Report/Conference proceedingConference contributionpeer-review

Abstract

Infeksi kongenital pada susunan saraf pusat yang sering dibicarakan adalah TORCH. Infeksi TORCH [T=toksoplasmosis, O=others (varicella, adenovirus, human immunodeficiency virus (HIV), zika, dan lain-lain, R=rubella, C=cytomegalovirus (CMV), dan H=herpes simplex virus (HSV)] terjadi intrauterin, dengan beberapa manifestasi klinis yang hampir sama, yaitu hepatosplenomegali, ikterus, kenaikan kadar enzim transaminase, petekiae, mikrosefal/hidrosefalus, kalsifikasi intrakranial, intrauterine growth retardation (IUGR), korioretinitis dan trombositopenia.1 Makalah ini hanya akan membahas mengenai toksoplasmosis dan CMV.

Hampir semua literatur mengemukakan kasus infeksi kongenital yang terdiagnosis pada usia neonatus disebabkan oleh skrining ibu hamil yang baik, sehingga diagnosis dapat ditegakkan secara dini. Diagnosis infeksi kongenital di negara kita tidak selalu mudah, karena pasien kerap datang pada usia yang sudah melampaui masa neonatus. Hal ini merupakan tantangan diagnostik tersendiri karena tidak selalu mudah untuk menentukan, apakah infeksi toksoplasma dan CMV yang dicurigai merupakan infeksi kongenital atau didapat, serta pemeriksaan penunjang apa yang dapat dijadikan pegangan. Selain diagnosis, tantangan lain adalah perlu tidaknya memberikan tata laksana pada kasus-kasus yang datang pada saat anak sudah besar, apakah memerlukan terapi, serta dampak terapi yang diberikan pada usia lebih dari 1 bulan
Original languageIndonesian
Title of host publicationProsiding Simposium LXXVII Management of Non-Communicable Diseases in Children and Adolescents in Daily Practice
PublisherDepartemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM
Pages30-43
ISBN (Print)9789798271625
Publication statusPublished - Nov 2019

Cite this