Abstract
Sejarah metode pengajaran bahasa asing yang dimulai dari abad 19 telah menunjukkan bahwa
sedianya pengajaran bahasa asing dipandang sebagai proses yang mengasah kemampuan kognitif.
Pada saat itu, bahasa asing diajarkan dengan menggunakan grammar translation methods. Sesuai
dengan namanya, metode ini memfokuskan pada pengajaran tata bahasa, dan latihan-latihannya
didominasi oleh latihan penerjemahan. Di masa itu, siswa Jerman yang duduk di Gymnasium
(setingkat SMU) harus mempelajari matematika dan bahasa asing. Keduanya dipandang sebagai
sarana untuk melatih kemampuan logika.
Pada tahun 1970an muncul pendekatan baru dalam pengajaran bahasa asing, yaitu ancangan
komunikatif. Metode ini bersandar pada perspektif pragmatik, bahwa tujuan utama mempelajari
bahasa asing adalah agar dapat berkomunikasi dalam percakapan sehari-hari. Di tahun 1980an,
ancangan ini kemudian diperluas lagi dengan menambahkan kompetensi interkultural sebagai
tolak ukur penguasaan bahasa asing yang mumpuni.
Kompetensi interkultural ini sangat relevan untuk diajarkan kepada siswa, karena mempelajari
bahasa asing tentunya juga berarti mempelajari kebudayaan masyarakat pendukung bahasa itu.
Oleh karena itu, dibutuhkan media atau latihan-latihan yang tidak saja mewakili kebudayaan
bahasa asing itu, tetapi juga dapat menyentuh aspek afektif siswa agar mereka semakin tertarik
untuk mempelajari bahasa asing tersebut.
Makalah ini membahas dua latihan yang digunakan dalam pengajaran bahasa Jerman sebagai
bahasa asing, yaitu puisi dan kontes “kata terindah dalam bahasa Jerman” (das schönste deutsche
Lieblingswort)”. Tidak dapat dipungkiri bahwa aspek afektif juga sangat penting untuk turut
diasah dalam proses pengajaran bahasa asing. Dengan latihan-latihan seperti ini, siswa
diharapkan dapat menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa yang sedang dipelajari sehingga
hasil pengajaran bahasa asing yang lebih baik dapat lebih mudah tercapai.
sedianya pengajaran bahasa asing dipandang sebagai proses yang mengasah kemampuan kognitif.
Pada saat itu, bahasa asing diajarkan dengan menggunakan grammar translation methods. Sesuai
dengan namanya, metode ini memfokuskan pada pengajaran tata bahasa, dan latihan-latihannya
didominasi oleh latihan penerjemahan. Di masa itu, siswa Jerman yang duduk di Gymnasium
(setingkat SMU) harus mempelajari matematika dan bahasa asing. Keduanya dipandang sebagai
sarana untuk melatih kemampuan logika.
Pada tahun 1970an muncul pendekatan baru dalam pengajaran bahasa asing, yaitu ancangan
komunikatif. Metode ini bersandar pada perspektif pragmatik, bahwa tujuan utama mempelajari
bahasa asing adalah agar dapat berkomunikasi dalam percakapan sehari-hari. Di tahun 1980an,
ancangan ini kemudian diperluas lagi dengan menambahkan kompetensi interkultural sebagai
tolak ukur penguasaan bahasa asing yang mumpuni.
Kompetensi interkultural ini sangat relevan untuk diajarkan kepada siswa, karena mempelajari
bahasa asing tentunya juga berarti mempelajari kebudayaan masyarakat pendukung bahasa itu.
Oleh karena itu, dibutuhkan media atau latihan-latihan yang tidak saja mewakili kebudayaan
bahasa asing itu, tetapi juga dapat menyentuh aspek afektif siswa agar mereka semakin tertarik
untuk mempelajari bahasa asing tersebut.
Makalah ini membahas dua latihan yang digunakan dalam pengajaran bahasa Jerman sebagai
bahasa asing, yaitu puisi dan kontes “kata terindah dalam bahasa Jerman” (das schönste deutsche
Lieblingswort)”. Tidak dapat dipungkiri bahwa aspek afektif juga sangat penting untuk turut
diasah dalam proses pengajaran bahasa asing. Dengan latihan-latihan seperti ini, siswa
diharapkan dapat menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa yang sedang dipelajari sehingga
hasil pengajaran bahasa asing yang lebih baik dapat lebih mudah tercapai.
Original language | Indonesian |
---|---|
Publication status | Published - 2017 |
Event | Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspektif Lintas Budaya - ID, Depok, Indonesia Duration: 1 Jan 2017 → … |
Conference
Conference | Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspektif Lintas Budaya |
---|---|
Country/Territory | Indonesia |
City | Depok |
Period | 1/01/17 → … |
Keywords
- Afektif, Sikap (Attitude/Einstellung), Buku Ajar, Puisi, das schönste deutsche Wort.