Abstract
Pendahuluan. Hepatitis B kronis merupakan penyakit endemis di Indonesia yang umumnya diobati menggunakan interferon
pegilasi dan analog nukleosida/nukleotida. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menilai efikasi terapi hepatitis B kronis pada
pasien Indonesia yang mendapatkan terapi analog nukleosida/nukleotida (lamivudin, telbivudin, and tenofovir) selama periode tiga tahun.
Metode: Penelitian ini meninjau catatan rekam medis secara retrospektif pada pasien dengan infeksi hepatitis B kronis yang mengunjungi Poliklinik Hepatobilier Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo periode 2010-2013. Kriteria inklusi ialah pasien dengan usia >18 tahun yang mendapatkan terapi analog nukleosida/nukleotida selama 3 tahun. Penilaian derajat kekakuan hati, kadar DNA virus hepatitis B (DNA-VHB), kadar alanine aminotransferase (ALT), dan antigen hepatitis B
(HBeAg) dilakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah terapi 3 tahun.
Hasil: Sebanyak 62 subjek terlibat dalam penelitian ini. Empat puluh delapan pasien (77%) mendapat terapi telbivudin, 9 (15%) tenofovir, dan 5 (8%) lamivudin. Pada saat sebelum terapi, 52 pasien (84%) memiliki HBeAg positif, 15 pasien (24%)
memiliki derajat kekakuan hati F3 (fibrosis lanjut), dan 36 (58%) dinyatakan sirosis hati berdasarkan pemeriksaan elastografi. Pada tahun ke-3 akhir masa pengamatan, median derajat kekakuan hati menurun signifikan (14,5 (3,3–59,3) kPa vs. 6,7
(3,3 – 37,2) kPa, p=0,001), kadar DNA-VHB menurun signifikan (1,31 x 107 (2,0x106–1,0x108) kopi/mL vs. 0 (0–1,7 x 107) kopi/mL,
p=0,001), kadar alanine aminotransferase (ALT) menurun signifikan (58 (11– 404) U/L vs. 27 (8-291) U/L, p = 0,001). Meskipun
demikian, terdapat 5 pasien (8%) yang masih memiliki derajat kekakuan hati F3 dan 20 pasien (32,3%) memiliki derajat kekakuan hati F4, 21 (34%) tetap memiliki DNA-HBV yang terdeteksi, dan 17 (27%) tidak mencapai normalisasi ALT. Dari 52
pasien HBeAg positif pada awal studi, terdapat 20 pasien (39%) mengalami serokonversi menjadi HBeAg negatif setelah periode pengobatan 3 tahun.
Simpulan: Terapi analog nukleosida/nukleotida dapat mereduksi derajat fibrosis penyakit hati yang diinduksi oleh virus
hepatitis B.
pegilasi dan analog nukleosida/nukleotida. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menilai efikasi terapi hepatitis B kronis pada
pasien Indonesia yang mendapatkan terapi analog nukleosida/nukleotida (lamivudin, telbivudin, and tenofovir) selama periode tiga tahun.
Metode: Penelitian ini meninjau catatan rekam medis secara retrospektif pada pasien dengan infeksi hepatitis B kronis yang mengunjungi Poliklinik Hepatobilier Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo periode 2010-2013. Kriteria inklusi ialah pasien dengan usia >18 tahun yang mendapatkan terapi analog nukleosida/nukleotida selama 3 tahun. Penilaian derajat kekakuan hati, kadar DNA virus hepatitis B (DNA-VHB), kadar alanine aminotransferase (ALT), dan antigen hepatitis B
(HBeAg) dilakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah terapi 3 tahun.
Hasil: Sebanyak 62 subjek terlibat dalam penelitian ini. Empat puluh delapan pasien (77%) mendapat terapi telbivudin, 9 (15%) tenofovir, dan 5 (8%) lamivudin. Pada saat sebelum terapi, 52 pasien (84%) memiliki HBeAg positif, 15 pasien (24%)
memiliki derajat kekakuan hati F3 (fibrosis lanjut), dan 36 (58%) dinyatakan sirosis hati berdasarkan pemeriksaan elastografi. Pada tahun ke-3 akhir masa pengamatan, median derajat kekakuan hati menurun signifikan (14,5 (3,3–59,3) kPa vs. 6,7
(3,3 – 37,2) kPa, p=0,001), kadar DNA-VHB menurun signifikan (1,31 x 107 (2,0x106–1,0x108) kopi/mL vs. 0 (0–1,7 x 107) kopi/mL,
p=0,001), kadar alanine aminotransferase (ALT) menurun signifikan (58 (11– 404) U/L vs. 27 (8-291) U/L, p = 0,001). Meskipun
demikian, terdapat 5 pasien (8%) yang masih memiliki derajat kekakuan hati F3 dan 20 pasien (32,3%) memiliki derajat kekakuan hati F4, 21 (34%) tetap memiliki DNA-HBV yang terdeteksi, dan 17 (27%) tidak mencapai normalisasi ALT. Dari 52
pasien HBeAg positif pada awal studi, terdapat 20 pasien (39%) mengalami serokonversi menjadi HBeAg negatif setelah periode pengobatan 3 tahun.
Simpulan: Terapi analog nukleosida/nukleotida dapat mereduksi derajat fibrosis penyakit hati yang diinduksi oleh virus
hepatitis B.
Original language | English |
---|---|
Journal | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia |
Volume | 8 |
Issue number | 3 |
Publication status | Published - Sept 2019 |
Keywords
- Analog nukleosida/nukleotida, hepatitis B kronis, studi kohort 3 tahun