TY - JOUR
T1 - ANALISIS STATUS ANEMIA IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)(STUDI DATA SEKUNDER DARI REGISTER KOHORT IBU DAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MANGGARI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2019)
AU - Rusependhi, Usep
AU - Utari, Diah mulyawati
PY - 2020/2/24
Y1 - 2020/2/24
N2 - Berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500 gram. Bayi yang lahir dengan BBLR memiliki risiko meninggal pada awal kelahiran, tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal, serta berisiko terjadinya penyakit hipertensi, jantung dan diabetes di kemudian hari (WHO, 2014). Prevalensi BBLR paling tinggi di Kabupaten Kuningan tahun 2018 berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggari yaitu sebesar 11,8 % dengan prevalensi ibu hamil anemia sebesar 33,8 %. Salah satu faktor penyebab BBLR adalah anemia (kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl) yang dialami oleh ibu hamil (WHO, 2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR menggunakan desain penelitian case control data sekunder dari register kohort ibu dan buku KIA. Total sampel sebanyak 87 bayi, terdiri dari 29 kasus dan 58 kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai p sama dengan 0,038 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR, dan diperoleh OR sama dengan 3,327 (95% CI: 1,184-9,351), yang berarti bahwa ibu hamil yang anemia beresiko 3,327 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Mohandas Nair, dkk, bahwa ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 10 gr/dl (anemia) memiliki risiko 4,3 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia. Selain itu, hasil systematic review study yang dilakukan oleh Bunyarit Sukrat, dkk diperoleh bahwa ibu hamil pada trimester 3 dengan kadar Hb kurang dari 11 gr/dl berisiko 1,30 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR. Begitu pula, hasil penelitian Mutiara Fatinah Endah diperoleh bahwa anemia pada ibu hamil Trimester III berhubungan dengan kejadian BBLR (p sama dengan 0,017 OR sama dengan 1,7). Penelitian lain oleh Rahmati, Shoboo et al berupa tinjauan sistematis literatur dan metode PRISMA menunjukkan bahwa hubungan anemia ibu hamil dan BBLR pada trimester pertama kehamilan adalah signifikan (RR sama dengan 1,26). Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan supaya selama kehamilan, ibu hamil dapat mempertahankan kadar Hb lebih besar sama dengan 11,0 gr/dl melalui konsumsi makanan sumber zat besi atau suplementasi tablet tambah darah (Fe) dan disarankan bagi tenaga kesehatan, supaya lebih meningkatkan kembali kegiatan penyuluhan tentang anemia dan pengawasan minum tablet Fe bagi ibu hamil untuk mencegah terjadinya kasus BBLR.
AB - Berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500 gram. Bayi yang lahir dengan BBLR memiliki risiko meninggal pada awal kelahiran, tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal, serta berisiko terjadinya penyakit hipertensi, jantung dan diabetes di kemudian hari (WHO, 2014). Prevalensi BBLR paling tinggi di Kabupaten Kuningan tahun 2018 berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggari yaitu sebesar 11,8 % dengan prevalensi ibu hamil anemia sebesar 33,8 %. Salah satu faktor penyebab BBLR adalah anemia (kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl) yang dialami oleh ibu hamil (WHO, 2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR menggunakan desain penelitian case control data sekunder dari register kohort ibu dan buku KIA. Total sampel sebanyak 87 bayi, terdiri dari 29 kasus dan 58 kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, diperoleh nilai p sama dengan 0,038 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR, dan diperoleh OR sama dengan 3,327 (95% CI: 1,184-9,351), yang berarti bahwa ibu hamil yang anemia beresiko 3,327 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Mohandas Nair, dkk, bahwa ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 10 gr/dl (anemia) memiliki risiko 4,3 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia. Selain itu, hasil systematic review study yang dilakukan oleh Bunyarit Sukrat, dkk diperoleh bahwa ibu hamil pada trimester 3 dengan kadar Hb kurang dari 11 gr/dl berisiko 1,30 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR. Begitu pula, hasil penelitian Mutiara Fatinah Endah diperoleh bahwa anemia pada ibu hamil Trimester III berhubungan dengan kejadian BBLR (p sama dengan 0,017 OR sama dengan 1,7). Penelitian lain oleh Rahmati, Shoboo et al berupa tinjauan sistematis literatur dan metode PRISMA menunjukkan bahwa hubungan anemia ibu hamil dan BBLR pada trimester pertama kehamilan adalah signifikan (RR sama dengan 1,26). Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan supaya selama kehamilan, ibu hamil dapat mempertahankan kadar Hb lebih besar sama dengan 11,0 gr/dl melalui konsumsi makanan sumber zat besi atau suplementasi tablet tambah darah (Fe) dan disarankan bagi tenaga kesehatan, supaya lebih meningkatkan kembali kegiatan penyuluhan tentang anemia dan pengawasan minum tablet Fe bagi ibu hamil untuk mencegah terjadinya kasus BBLR.
KW - Anemia ibu hamil
KW - BBLR
UR - https://ejurnal.stikesrespati-tsm.ac.id/index.php/bidkes/article/view/238
U2 - 10.48186/bidkes.v1i11.238
DO - 10.48186/bidkes.v1i11.238
M3 - Article
SN - 2087-9822
VL - 11
SP - 14
EP - 20
JO - Jurnal Kesehatan Bidkemas
JF - Jurnal Kesehatan Bidkemas
IS - 1
ER -