Abstract
Pada tanggal 31 Maret 2016, seorang satiris sekaligus presenter asal Jerman mempresentasikan sebuah puisi satire yang ia sebut sebagai Schmahkritik untuk mengkritik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Puisi satire tersebut kemudian memicu berbagai polemik karena puisi tersebut dianggap sangat kasar dan menghina Recep Tayyip Erdogan sebagai Presiden Turki. Secara harfiah, Schmähkritik merupakan istilah yang merujuk pada ujaran berupa kritik kasar yang bersifat menghina dan merendahkan. Pemilihan kata pada puisi satire tersebut menjadi topik bahasan pada penelitian ini, untuk melihat bagaimana Jan Böhmermann menyusun puisi tersebut sehingga terbentuk puisi utuh yang disebut sebagai Schmähkritik. Kemudian dilihat juga apakah puisi satire karya Jan Böhermann tersebut benar dapat digolongkan sebagai Schmähkritik atau tidak. Penelitian ini berada pada tataran semantik dengan pendekatan teori referensial dan kontekstual. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mengkonstruksi puisinya, Jan Böhmermann menggunakan kata-kata yang bermakna kasar dengan banyak menggunakan kata bereferensi seksual. Sementara itu, dapat dibuktikan juga bahwa puisi tersebut merupakan sebuah karya yang mengandung unsur Schmähkritik karena ujaran penghinaan adalah ujaran yang paling dominan dari puisi tersebut.
Kata kunci: Jan Böhmermann, Puisi satire, Recep Tayyip Erdogan, Schmähkritik
Kata kunci: Jan Böhmermann, Puisi satire, Recep Tayyip Erdogan, Schmähkritik
Original language | Indonesian |
---|---|
Pages | 192-202 |
Publication status | Published - Oct 2019 |