Abstract
Tantangan yang dihadapi dalam mengontrol penyakit tuberculosis (TB) adalah ketersediaan alat diagnostik
yang cepat dan tepat. Pemeriksaan baku emas untuk diagnosis TB saat ini adalah kultur bakteri tahan asam,
tetapi metode ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat digunakan pada jaringan yang telah difiksasi
dengan formalin. Pemeriksaan PCR memliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, membutuhkan waktu yang
lebih singkat dibanding kultur, serta dapat digunakan pada jaringan yang telah difiksasi dengan formalin.
Laporan ini bertujuan mengetahui akurasi pemeriksaan PCR menggunakan primer IS6110 dan MPB64 untuk
mendeteksi M.tuberculosis pada spesimen FFPE (formalin-fixed paraffin-embedded).
Metode
Dilakukan pencarian literatur pada basis data Pubmed, Scopus, Proquest, Springer Link dan Cochrane.
Terdapat dua jurnal yang relevan dengan kasus, lalu dilakukan telaah kritis menggunakan Diagnostic Study
Appraisal Worksheet dari Centre for Evidence-based Medicine, University of Oxford, 2010.
Hasil
Dari kedua jurnal, akurasi PCR dengan primer IS6110 dan MPB64 saat ini masih kurang baik, Sensitivitas
berkisar antara 45,5-88,9%, spesifisitas antara 88,1-100%. Rentang nilai sensitivitas yang luas ini kemungkinan
disebabkan oleh volume dan proses embedding jaringan yang dapat menyebabkan kerusakan integritas DNA
M.tuberculosis.
yang cepat dan tepat. Pemeriksaan baku emas untuk diagnosis TB saat ini adalah kultur bakteri tahan asam,
tetapi metode ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat digunakan pada jaringan yang telah difiksasi
dengan formalin. Pemeriksaan PCR memliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, membutuhkan waktu yang
lebih singkat dibanding kultur, serta dapat digunakan pada jaringan yang telah difiksasi dengan formalin.
Laporan ini bertujuan mengetahui akurasi pemeriksaan PCR menggunakan primer IS6110 dan MPB64 untuk
mendeteksi M.tuberculosis pada spesimen FFPE (formalin-fixed paraffin-embedded).
Metode
Dilakukan pencarian literatur pada basis data Pubmed, Scopus, Proquest, Springer Link dan Cochrane.
Terdapat dua jurnal yang relevan dengan kasus, lalu dilakukan telaah kritis menggunakan Diagnostic Study
Appraisal Worksheet dari Centre for Evidence-based Medicine, University of Oxford, 2010.
Hasil
Dari kedua jurnal, akurasi PCR dengan primer IS6110 dan MPB64 saat ini masih kurang baik, Sensitivitas
berkisar antara 45,5-88,9%, spesifisitas antara 88,1-100%. Rentang nilai sensitivitas yang luas ini kemungkinan
disebabkan oleh volume dan proses embedding jaringan yang dapat menyebabkan kerusakan integritas DNA
M.tuberculosis.
Original language | English |
---|---|
Journal | Majalah Patologi Indonesia |
Publication status | Published - 2019 |