Description
Vera Anita & Safira Ayu Nindita [1] , dan Dewi Hanggraeni [2]
[1] MM FEB Universitas Indonesia
[2] FEB Universitas Indonesia, FEB Universitas Pertamina
Startup merupakan perusahaan yang berfokus pada teknologi yang bersifat inovatif dan disruptif dengan tujuan untuk mengisi kesenjangan yang ada di pasar. Pada umumnya Startup merupakan perusahaan yang baru dirintis dengan usia bisnis kurang dari 3 tahun.
Menurut data Startup Ranking per Juni 2023, Indonesia memiliki 2482 startup dan berada pada posisi keenam dari jumlah startup terbanyak di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di Asia Tenggara. Banyaknya jumlah Startup di Indonesia menjadi hal yang membanggakan, namun tidak dapat dipungkiri banyak Startup yang kemudian tidak dapat bertahan dalam menghadapi badai Covid-19. Beberapa diantaranya Airy Rooms, Fabelio, JD.ID, Sorabel, Stoqo, Qlapa, CoHive, Beres.id.
Pandemi Covid-19 telah menimbulkan krisis ekonomi secara global, tidak terkecuali bagi Indonesia dan juga perusahaan Startup. Melambatnya roda perekonomian serta kecemasan masyarakat akan ketidakpastian menyebabkan terjadinya demand-shock, yaitu menurunnya ekspektasi pasar yang pada akhirnya menyebabkan penurunan daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat 1 . Hal ini memberi dampak signifikan bagi Startup, dimana banyak Startup kehilangan pelanggan dan juga pendapatannya, dan pada akhirnya membukukan kerugian. Upaya Pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, diantaranya melalui pemberian relaksasi kredit, ternyata tidak memberikan dampak signifikan bagi Startup.
Masyarakat lebih memilih untuk berfokus dalam memenuhi kebutuhan utama yaitu kebutuhan pangan dan kesehatan.
Pemerintah perlu mengambil peranan aktif dalam memastikan hubungan supply dan demand antara Startup dan masyarakat tetap terjaga. Pada sisi supply, Pemerintah perlu memastikan agar Startup tetap dapat beroperasi dan bertumbuh. Melalui penerbitan regulasi terkait dengan izin usaha dan pengelolaan operasional, menyediakan dukungan untuk mempromosikan Startup Indonesia pada investor lokal dan internasional, ataupun memberikan insentif pajak yang dapat mendorong pertumbuhan Startup. Pada sisi demand, selain mendukung daya beli masyarakat, Pemerintah perlu menetapkan regulasi terkait perlindungan konsumen pada industri Startup, agar masyarakat merasa tenang dan nyaman dalam bertransaksi dengan Startup.
Faktor eksternal seperti Pandemi Covid-19 serta masih terbatasnya regulasi dan dukungan Pemerintah, merupakan hal yang tidak dapat dikendalikan. Startup dapat mengelola kondisi internal Perusahaannya, untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman dan ketidakpastian dari eksternal. Berbagai faktor internal yang dapat mempengaruhi keberhasilan Startup diantaranya pengelolaan organisasi manajemen, pengelolaan SDM, dan pengelolaan operasional 2 . Faktor lainnya menurut fortune.com, kemampuan Startup untuk mengelola kesehatan keuangannya juga menjadi salah satu faktor penting dalam mencapai kesuksesan Startup.
Kesehatan Keuangan dan Risiko Likuiditas Startup
Perusahaan Startup yang sehat dapat dinilai dari berbagai indikator finansial, seperti pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, dan arus kas. Arus kas merupakan salah satu indikator kesehatan keuangan yang penting, namun seringkali terlupakan, walaupun terdapat cukup banyak kasus Startup yang gagal karena permasalahan arus kas, dimana berdasarkan data fortune.com sebanyak 29% startup gagal karena kekurangan kas.
Arus kas memang tidak secara langsung menunjukkan pertumbuhan Perusahaan, seperti halnya indikator pendapatan dan profitabilitas. Pemahaman mengenai arus kas menjadi penting bagi Startup. Hal Ini membantu Startup mengetahui apakah jumlah dana (kas dan setara kas) yang dimiliki cukup untuk membayar kewajiban (utang) jangka pendeknya.
Sederhananya, arus kas juga memberikan gambaran apakah Startup memiliki dana yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya.
Pada Perusahaan Startup yang baru berdiri, sangat wajar apabila Startup memiliki keterbatasan arus kas, mengingat besarnya nilai investasi yang dilakukan untuk
menyediakan kebutuhan infrastruktur, sumber daya manusia, dan operasional Perusahaan.
Menurut US Investment Network, untuk memastikan kesehatan keuangannya, Perusahaan Startup harus menjaga rasio likuiditas, dengan memastikan tersedianya dana (kas atau setara kas) sebesar 1,5 sampai 2 kali dari jumlah kewajiban (utang) jangka pendek yang harus dibayarkan.
Startup yang memiliki nilai rasio likuiditas dibawah 1,5 berpotensi mengalami risiko likuiditas,
dimana Perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya, sehingga berpotensi gagal atau bahkan bangkrut. Konsekuensinya, Startup perlu mengambil langkah-langkah secara proaktif untuk mengelola potensi risiko likuiditas yang dihadapi.
Trik Mengelola Risiko Likuiditas
Tujuan utama dalam pengelolaan risiko likuiditas adalah meningkatkan jumlah dana (kas dan setara kas) yang dimiliki, sehingga memastikan kemampuan Startup dalam membayar kewajibannya. Berbagai trik pengelolaan risiko likuiditas yang dapat dilakukan oleh Startup diantaranya:
1. Mengembangkan proses model Subscription, dimana Pelanggan melakukan pembayaran pada saat pendaftaran awal, sehingga Perusahaan Startup dapat meningkatkan jumlah dana yang dimilikinya. Salah satu Subscription model yang umum digunakan yaitu dengan memberikan free trial pada periode tertentu untuk
meningkatkan ketertarikan Pelanggan. Pilihan lainnya, Startup dapat memberikan fitur unggulan atau khusus bagi Pelanggan yang telah membayar subscription 6 .
2. Mengutamakan pembayaran secara tunai dari Pelanggan, dan bukan berupa Piutang. Startup dapat memberikan diskon khusus bagi Pelanggan yang melakukan pembayaran secara tunai. Semakin banyak pelanggan yang membayar secara tunai, semakin tinggi jumlah ketersediaan dana Perusahaan 6 .
3. Melakukan negosiasi dengan Vendor untuk dapat melakukan pembayaran secara termin. Kebalikan dari penerimaan yang diprioritaskan secara tunai, Startup harus bernegosiasi dengan Vendor untuk dapat melakukan pembayaran secara termin, sehingga tidak seluruh pengeluaran dilakukan pada saat yang bersamaan 7 .
4. Mengelola jadwal pembayaran (aging schedule), dimana Perusahaan memprioritaskan pembayaran kewajiban (utang) yang telah jatuh tempo terlebih dahulu 7 .
5. Mengambil kredit yang bersifat produktif, dimana kredit yang diperoleh bertujuan untuk mengembangkan bisnis dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan.
Perusahaan Startup harus menghindari kredit konsumtif, misalnya kredit yang diambil untuk menaikkan gaji dan bonus Manajemen, agar tidak menambah kewajiban Perusahaan, namun tidak memberikan dampak pada peningkatan pendapatan.
6. Mencari investor untuk menambah jumlah modal. Perusahaan Startup dapat mempertimbangkan metode profit sharing dengan investor, dimana modal yang diberikan tidak dibayarkan kembali, tetapi Investor akan mendapatkan pembagian atas keuntungan Startup.
Keberhasilan pengelolaan risiko likuiditas menjadi salah satu faktor penting bagi Startup untuk memastikan keberlangsungan usahanya. Perusahaan Startup dengan layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, value proposition yang unik, bisnis model yang solid, serta keuangan Perusahaan yang sehat, tentu saja akan menjadi incaran bagi Investor.
Jadi, sudah siapkah Anda merintis Startup?
Reference:
1. Sinamo, T.M & Hanggraeni, D. (2021). Demand or Supply Shock during the COVID-19
crisis: Empirical Evidence from Public Firms, in Indonesia, Journals of Asia Business
Studies, 16 (5), 747-767.
2. Hanggraeni, D; Sulung, L.A.K; Nikmah, U; & Hapsari, A.F (2017). Determinan Kinerja
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 8 (3), 427-611.
3. Understanding Liquidity Ratios for Startups
(https://usinvestmentnetwork.com/blog/understanding-liquidity-ratios#:~:text=Having%20a%20liquidity%20ratio%20of,of%20factors%20to%20consider%20though)
4. Jumlah Startup RI Terbanyak Keenam di Dunia per 10 Mei 2023
(https://dataindonesia.id/digital/detail/jumlah-startup-ri-terbanyak-keenam-di-dunia-per-10-mei-2023)
5. Why startups fail, according to their founders (https://fortune.com/2014/09/25/why-startups-fail-according-to-their-founders/)
6. Startup Liquidity Risk: How to Use Customer Cash to Plug Financing Needs
(https://mastronuzzi.medium.com/startup-liquidity-risk-how-to-use-customer-cash-to-plug-financing-needs-3ac1ec453b48).
7. Hanggraeni, D. (2021). Strategi Bisnis dan Manajemen Risiko dalam Pengembangan UMKM di Indonesia. Bogor IPB Press.
Subject
Bisnis
Period | 13 Nov 2023 |
---|
Media contributions
1Media contributions
Title Ingin Merintis Startup? Pahami Dulu Trik Mengelola Risiko Likuiditas untuk Menggaet Investor Media name/outlet retizen Country/Territory Indonesia Date 13/11/23 Persons Dewi Hanggraeni
Keywords
- startup
- bisnis
- mengelolaresiko