Description
BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Penyakit degeneratif menjadi momok bagi sebagian besar populasi Indonesia yang mulai memasuki usia 30 tahun ke atas. Penyakit ini dikenal sebagai hipertensi atau tingginya tekanan darah, hiperkolesterol atau tingginya kadar kolesterol total, diabetes melitus, serta tingginya asam urat.
Tim Peneliti dan Pengabdian masyarakat dari Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) melalui Ketua Program Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Farmasi Dr Anton Bahtiar MBiomed Apt mengajak masyarakat untuk sadar kesehatan di usia lanjut. ”Penyakit yang wajib dipahami adalah hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterol, dan tingginya asam urat. Kesemuanya itu masuk dalam sindrom metabolik,” kata Dr Anton.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Kelurahan Penganjuran Yuda Teguh Siswanto SSTP MM. Menurut Yuda, Banyuwangi memiliki program Banyuwangi Rebound. Program ini mencakup tiga pilar penting, yaitu tangguh pandemi, pulihkan ekonomi, dan merajut harmoni. Kesehatan menjadi hal yang penting untuk mendukung tercapainya program Banyuwangi Rebound, salah satunya adalah langkah tanggap Covid-19 melalui vaksinasi dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum.
Dalam program penyuluhan kepada sekitar 50 orang warga Kelurahan Penganjuran, Kabupaten Banyuwangi, itu juga dilaksanakan pemeriksaan kesehatan terkait penyakit degeneratif yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah sewaktu, kadar kolesterol total, serta kadar asam urat.
Dalam pemeriksaan tersebut, diperoleh hasil penduduk yang memiliki tekanan darah >120/80 mgHg berjumlah 71,4%, kadar kolesterol total > 200mg/dL berjumlah 57%, kadar asam urat >6–7 mg/dL berjumlah 65,3%, serta kadar gula darah sewaktu 140 mg/dL berjumlah 32,7%. ”Dari data tersebut di atas, mayoritas penduduk kelurahan Penganjuran mengalami hipertensi, hiperkolesterol, serta hiperurisemia yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler,” ujar Dr Anton.
Oleh sebab itu, pada penyuluhan ini tim pengabdi berusaha menyadarkan para peserta untuk lebih sadar akan kesehatan diri. Sehingga, dapat terhindar dari risiko penyakit kardiovaskuler dan meningkatkan kualitas hidup.
Upaya yang ditekankan di antaranya mengurangi makan-makanan berlemak serta mengurangi konsumsi gula yang biasa terhidang di minuman kopi yang dapat mereka minum sampai 6 kali sehari pada kondisi sebelumnya. Serta upaya menanamkan pengetahuan obat herbal yang banyak terdapat di daerah sekitar Banyuwangi, salah satunya adalah buah naga yang memiliki potensi sebagai antioksidan dan antiperadangan.
Dalam kesempatan ini, dilaksanakan pembuatan teh yang berbahan dasar batang tanaman naga yang dipotong dan dikeringkan, kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk teh. Potensi batang naga untuk kesehatan telah diteliti oleh Apt Tri Wahyuni M.Biomed PhD, salah satu tim dari pengabdian masyarakat ini. Masyarakat diharapkan dapat mengolah sendiri sambil memanfaatkan kearifan lokal Banyuwangi sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan diri dan keluarga. (*/als/c1)
Subject
Edukasi
Period | 25 Jul 2022 |
---|
Media contributions
1Media contributions
Title Gelar Penyuluhan Penyakit Degeneratif hingga Pembuatan Teh dari Batang Buah Naga Media name/outlet radar banyuwangi Country/Territory Indonesia Date 25/07/22 Persons Ade Arsianti