Cuci Tangan dengan Sabun: Upaya Kecil untuk Menyelamatkan Nyawa

Press/Media

Description

DIARE dan pneumonia (infeksi pada paru-paru), merupakan dua penyakit penyebab kematian tertinggi pada bayi dan balita (bawah lima tahun) di dunia, termasuk Indonesia. Data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa sekitar 1,8 juta anak balita di seluruh dunia mengalami diare dan infeksi saluran napas setiap tahun. Ironisnya kedua penyakit tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan cara yang mudah, yaitu mencuci tangan dengan sabun. Kok bisa? Yuuk kita bahas.

Setiap tahun, tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari cuci tangan sedunia. Seberapa penting sih mencuci tangan ini? Bukankah aktivitas mencuci tangan sudah biasa kita lakukan sehari-hari. Lalu, mengapa harus menjadi sebuah kampanye global?

Eits, tunggu dulu. Ini bukan sembarang cuci tangan. Cuci tangan yang dimaksudkan adalah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 60 detik. Langkah-langkahnya sudah diatur sedemikian rupa, sehingga diharapkan tidak ada lagi kuman-kuman jahat yang ada di permukaan tangan ikut masuk ke dalam tubuh.

Mengapa kuman ada di tangan dan membuat orang sakit?

Feses (tinja) dari manusia dan hewan adalah sumber utama berbagai jenis kuman, seperti Salmonella, E. coli, dan norovirus yang dapat menyebabkan diare, adenovirus yang dapat menyebabkan infeksi saluran napas, atau enterovirus yang menyebabkan Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM). Kuman-kuman tersebut dapat berada di tangan setelah menggunakan toilet atau mengganti popok, menyentuh daging mentah yang masih terdapat kotorannya, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi.  Perlu diketahui bahwa 1 gram kotoran manusia mengandung 1 triliunan kuman.

Mencuci tangan dengan sabun efektif menghilangkan kuman yang ada di tangan dan hal tersebut dapat mencegah infeksi karena:

  •  
  • Orang seringkali menyentuh mata, hidung, dan mulut tanpa menyadarinya. Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, serta mulut dan menyebabkan sakit.

 

  •  
  • Kuman dari tangan yang tidak dicuci bisa mengontaminasi makanan dan minuman ketika seseorang menyiapkan makanan atau mengonsumsinya. Dalam keadaan tertentu, kuman dapat memperbanyak diri di beberapa jenis makanan dan minuman.

 

  •  
  • Kuman dari tangan yang tidak dicuci dapat berpindah ke benda lain, seperti pegangan tangga, meja, mainan, atau benda-benda lainnya, dan akan berpindah ke orang lain yang menyentuhnya.



Dengan demikian, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, bukan hanya dapat membantu mencegah diare dan infeksi saluran napas, tapi juga infeksi pada kulit dan mata.

Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan/membuktikan bahwa mencuci tangan dapat:

  •  
  • Menurunkan kejadian diare sebesar 23-40 persen, sedangkan pada kelompok orang dengan penurunan sistem imun (kekebalan tubuh) sebesar 58 persen. Dengan kata lain dapat melindungi 1 dari 3 anak untuk mengalami diare.

 

  •  
  • Menurunkan kejadian penyakit saluran napas, seperti selesma (common cold) termasuk pneumonia di populasi umum sebanyak 16-21 persen (melindungi 1 dari 5 anak dari infeksi saluran napas);

 

  •  
  • Menurunkan angka tidak masuk sekolah pada murid pra-sekolah dan sekolah dasar karena penyakit saluran cerna sebanyak 29-57 persen.



Meskipun mencuci tangan sudah dipraktekkan di seluruh dunia, namun ternyata tidak semua menggunakan sabun. Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa mencuci tangan dengan sabun menghilangkan kuman lebih efektif dibandingkan tanpa sabun. Edukasi tentang cuci tangan dan akses terhadap sabun di sekolah-sekolah akan memperbaiki angka ketidakhadiran.

Lalu kapan harus cuci tangan dengan sabun dan air mengalir?

  •  
  • Sebelum, selama, dan setelah menyiapkan makanan;

 

  •  
  • Sebelum dan sesudah makan;

 

  •  
  • Sebelum dan sesudah merawat orang yang sakit di rumah dengan muntah atau diare;

 

  •  
  • Sebelum dan sesudah mengobati luka;

 

  •  
  • Setelah ke toilet;

 

  •  
  • Setelah mengganti popok atau membersihkan anak setelah ke toilet;

 

  •  
  • Setelah menyentuh hidung, batuk, atau bersin;

 

  •  
  • Setelah menyentuh hewan, memberi makan hewan, atau membersihkan sampah/kotoran hewan;

 

  •  
  • Setelah menyentuh sampah.



Nah, ternyata kesadaran tentang pentingnya mencuci tangan, lalu membiasakan dalam praktek sehari-hari bukan hanya melindungi diri kita sendiri, namun juga menyelamatkan anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa. (*)

*Penulis: Delly Chipta Lestari adalah Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik (Konsultan Bakteriologi), saat ini bertugas sebagai dosen tetap di Departemen Mikrobiologi FKUI/RSCM, Jakarta.

Subject

Kesehatan

Period23 Oct 2022

Media contributions

1

Media contributions

  • TitleCuci Tangan dengan Sabun: Upaya Kecil untuk Menyelamatkan Nyawa
    Media name/outletLombok Post
    Country/TerritoryIndonesia
    Date23/10/22
    PersonsDelly Chipta Lestari

Keywords

  • Pneumonia
  • Diare
  • cuci tangan
  • pakai sabun