Musim hujan tiba di wilayah Baduy ditandai oleh kincir raksasa yang berputar-putar bermain dengan angin. Kincir-kincir yang menjulang bersama pohon-pohon tua itu disebut sebagai kolecer oleh warga, mereka berdiri bersandingan menengadah ke angkasa. Kincir bambu itu mendengungkan suara yang lantang seolah-olah hendak mengangkat permukaan tanah di Baduy melambung ke langit.
Saya bertanya kepada orang-orang di sekitar, apakah fungsi dari sebilah bambu dan baling-baling besar itu? Mereka menjawab dengan senyuman yang hangat bahwa kolecer adalah permainan yang membuat mereka senang. Saat salah satu baling-baling terlepas, saya menyaksikan seseorang pemuda memanjat ke puncak bambu yang tinggi dan memasang dengan tangkas. Tanpa tersirat rasa takut, kaki pemuda itu tampak melekat di batang bambu, seperti laba-laba yang merekat dengan alamiah, ia pun tampak puas ketika kolecer itu mulai berputar tertiup angin.
***
Selengkapnya dapat diakses melalui https://www.kompas.id/baca/opini/2023/11/17/angin-di-baduy